URBAN AND REGIONAL PLANNING

Rabu, 13 Juli 2011

KONSEP KAWASAN PEDESTRIAN WAYS

KONSEP PENCITRAAN KAWASAN PEDESTRIAN WAYS

Nikmatullah A. Dg. Pabeta
NIM : 60800109029
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2011

Abstrak
Kawasan perkotaan merupakan pusat kegiatan masyarakat kota, akan teteapi seiring dengan perkembangan kota tidak memperhitungkan penyediaan pedestrian ways di kawasan perkotaan dan tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai penunjang kualitas estetika, sosial, buday kota. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menemukan komposisi proporsi dan distribusi konsep ruang pejalan kaki terutama pada kawasan pusat perkotaan yang sesuai sehingga dihasilkan sebuah konsep penataan pedestrian ways  yang sesuai dengan fungsinya sebagai penunjang kualitas estetika kota yang juga sesuai dengan tipologi perkotaan dan menjadi pencitraan suatu kota yang manusiawi. Metode penuilsan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penulisan tinjauan teoritis dengan teknik analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif, untuk menghasilkan suatu konsep pedestrian ways kawasan pusat perkotaan yang mampu menunjang kualitas estetika serta keberlangsungan kota.


A.   LATAR BELAKANG
Pusat kota yang dirancang sebagai kota yang baik adalah kota yang harus memberikan kemudahan terhadap kemudahan pergerakan bagi lalu lintas, baik itu lalu lintas pejalan kaki maupun kendaraan. Kenyataan bertolak dari pengalaman empiris, alokasi ruang bagi lalu lintas kendaraan lebih besar dari pada ruang pejalan kaki dan hal ini sangatlah tidak adil.
Pusat kota sebagai kawasan yang akrab dengan pejalan kaki, secara perlahan akan mengalami penurunan kualitas dan ditinggalkan oleh pejalan kaki yang beralih kepada masyarakat yang bergantung pada kendaraan karena fungsinya sebagai kota yang akrab dengan pejalan kaki telah terganggu.
Di Makassar, masih minim kawasan yang betul-betul dirancang dengan penyediaan pedestrian ways. Walaupun telah muncul berbagai rancangan real estate yang telah mengaplikasikan kawasan perumahan yang menyediakan pedestrian ways namun lokasinya yang terletak di kawasan pinggiran kota.
Jalur pejalan kaki atau pedestrian ways adalah suatu sub-sub-system perencanaan kota yang sangatlah vital bagi pencintraan suatu kota dan menjadi suatu energy kota untuk hidup. Gambaran kota yang hidup dapat dilihat dari banyaknya lalu lalang pejalan kaki di kota tersebut. Arus lalu lintas yang padat bukanlah satu-satunya dinamika eksistensi kehidupan suatu kota.
Kota Makassar hanya memiliki sedikit kawasan pejalan kaki seperti di Somba Opu dan Pantai Losari, namun keberadaan pedestrian ways tersebut seingkali terabaikan sehingga penggunaannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pencitraan pedestrian ways di kawasan tersebut sangatlah minim oleh karenanya itu perlu adanya pencitraaan tersebut agar masyarakat tertarik untuk memanfaatkan pedestrian ways tersebut.


B.  RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam permasalahan pedestrian ways yang perlu disimpulkan adalah bagaimana cara menimbulkan pencitraan terhadap pedestrian ways untuk memunculkan kembali fungsi pedestrian ways di kawasan tersebut?

C.  KAJIAN TEORITIS
a.   Ruang Publik
Ruang publik adalah tahap drama kehidupan sosial masyarakat. Jalanan, halaman dan taman kota memberikan bentuk peningkatan dan penurunan perubahan manusia. Ruang yang dinamis ini merupakan sesuatu yang penting untuk tempat bermukim yang lebih baik, kehidupan rutin rumah dan kerja, menyediakan jaringan pergerakan, simpul komunikasi dan kawasan umum untuk bermain dan bersantai (Environtmental & Behaviour Series, 1992 : 3).
Menurut Trancik (1986), ada lima faktor yang telah memberikan atau membuat hilangnya ruang kota masa kini, yaitu :
·    Adanya peningkatan ketergantungan pada kendaraan,
·    Sikap dari para perencana dalam pergerakan moderen terhadap ruang publik,
·    Kebijaksanaan zoning atau land use dalam membagi kota,
·    Adanya ketidaksadaran sementara pada bagian institusi publik dan privat untuk memperoleh tanggung jawab bagi lingkungan umum kota,
·   Adanya kebebasan industri, militer atau transportasi fisik dan psikologi, fungsi, bentuk dan karakteristik ruang-ruang terbuka kota.
b.   Pengertian Pedestian Ways
Pedestrian ways adalah ruang yang disediakan untuk jalur pejalan kaki yang membentuk suatu jaringan dengan fasilitas pendukung jalur pejalan kaki yang dapat berupa bangunan pelengkap petunjuk informasi maupun alat penunjang lainnya yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki.
c.   Kedudukan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pejalan Kaki
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan social ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.
Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana ruang pejalan kaki selain dimuat dalam RTRW Kota, RDTR Kota, atau RTR Kawasan Strategis Kota, juga dimuat dalam RTR Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang.wilayah Kabupaten.
Tipologi kota yang sesuai untuk diterapkan ruang pejalan kaki, mulai dari kota sedang, besar dan metropolitan dengan pertimbangan mengantisipasi pertumbuhan kota dan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi strategis sebagai pendorong pertumbuhan kota. Besaran pedestrian harus disesuaikan dengan fungsi dan kelas jalan, tetapi ketersediaan lahan akan menjadi faktor kendala terbesar dalam penyiapan ruang untuk pejalan kaki.

D.  KEBUTUHAN PENYEDIAAN PEDESTRIAN WAYS
Kebutuhan akan pedestrian ways dalam suatu pusat kota adalah hal mutlak yang diharapkan sebagai suatu ruang public yang dapat digunakan untuk pencitraan suatu kota, sebagai sarana sirkulasi perkotaan.
Ada beberapa criteria kebutuhan ruang pejalan kaki, yaitu:
a.  Kebutuhan ruang yang direncanakan harus dapat diakses oleh seluruh pengguna, termasuk oleh pengguna dengan berbagai keterbatasan fisik,
b.   Lebar jalur pejalan kaki harus sesuai dengan standar prasarana.
c.  Harus memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan dan mudah untuk, digunakan, sehingga pejalan kaki tidak harus merasa terancam dengan lalu lintas atau ganggungan dari lingkungan sekitarnya,
d.  Jalur yang direncanakan mempunyai daya tarik atau nilai tambah lain diluar fungsi utama selain fungsi pedestrian ways.
e.   Terciptanya ruang sosial sehingga pejalan kaki dapat beraktivitas secara aman di ruang public,
f.  Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan lingkungan atau dengan sistem transportasi atau aksesilibitas antar kawasan,
g. Terwujud perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan kawasan.
Tipologi pedestrian ways:
a.  Ruang Pejalan Kaki di Sisi Jalan (Sidewalk)
Ruang pejalan kaki di sisi jalan (sidewalk) merupakan bagian dari sistem jalur pejalan kaki dari tepi jalan raya hingga tepi terluar lahan milik bangunan. Kedua lokasi studi kasus memiliki kebutuhan konsep ruang pejalan kaki di sisi jalan.
b.  Ruang Pejalan Kaki di Sisi Air (Promenade)
Ruang pejalan kaki yang pada salah satu sisinya berbatasan dengan badan air. 
c.  Ruang Pejalan Kaki di Kawasan Komersial/Perkantoran (Arcade)
Ruang pejalan kaki yang berdampingan dengan bangunan pada salah satu atau kedua sisinya. 
Ruang pejalan kaki di pusat kawasan bisnis dan pusat kota ini adalah area yang harus dirancang untuk mengakomodir volume yang lebih besar dari para pejalan kaki dibanding di area-area di kawasan permukiman. Batas jalanan (jalur transportasi) pada area ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan yang beragam dan secara umum terdiri dari berbagai zona, antara lain: zona bagian depan gedung, zona bagi pejalan kaki, zona bagi tanaman /perabot dan zona untuk pinggiran jalan. Pembagian zona ini dimaksudkan agar ruang pejalan kaki yang ada dapat tetap melayani para pejalan kaki yang melintasi area ini dengan nyaman. Pembagian zona akan lebih rinci dibahas pada system zona prasarana dan sarana ruang pejalan kaki di pusat kota.


E.       KESIMPULAN
Dalam pencitraan pedestrian ways di Kawasan Pantai Losari dapat dilakukan dengan penetapan konsep promenade, dan side walk dengan pencitraan ruang public yang hijau. Sedangkan untuk Kawasan Somba Opu dapat menerapkan konsep ruang pajalan kaki kawasan komersial dan ruang pajalan kaki sisi jalan dengan segala pelengkapnya yang dapat melindungi pejalan kaki dan memberikan kenyamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar